Dilarang miskin di Jakarta!

Akhir-akhir ini, betapa mirisnya melihat pemberitaan-pemberitaan di surat kabar ibukota, yang memberitakan cerita rakyat miskin di Jakarta. Sudah jatuh tertimpa tangga, sudah miskin sengsara pula, mungkin kata-kata itu yang tepat untuk menggambarkan keadaan mereka.

Sebutlah Zulkifli, bayi mungil prematur yang mengalami gangguan hati atau yang sering disebut kelahiran kuning. Ayah ibunya berkeliling kota Jakarta selama 11 jam ke enam rumah sakit yang berbeda mohon agar anaknya dapat dirawat. Alhasil, sebelum maut menjemput, ada rumah sakit yang mau merawat, itupun setelah ayahanda Zul mengumpulkan sejumlah uang yang sudah habis untuk keliling Jakarta memakai taksi.

Cerita Zul adalah satu dari ribuan bahkan trilyunan cerita rakyat miskin di Jakarta, apalagi kok di Indonesia. Belumlah lagi cerita yang tidak terblowup di media. Hebatnya, yang kaya juga semakin bertambah. Atau minimal, mencari cara agar semakin cara. Lihat saja anggota DPR yang minta naik gaji, padahal, kalau melihat hasil pekerjaannya, mereka mestinya malu minta naik gaji. Atau para koruptor yang sudah makin menjadi industri di negara ini.

Ironi dan paradoks memang membangun dunia. Di satu sisi, si miskin seringkali tidak mampu bertahan hidup, dan sang koruptor terus korupsi..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *