Belajar

Belajar adalah proses sepanjang hidup dan baru benar-benar akan berhenti ketika kita masuk liang kubur. Dengan kata lain, mati. Sekarang, saya sudah benar-benar mengamini hal ini.

Sudah lama saya tidak mengobrol dengan belahan jiwa saya yang lain, yaitu ayah saya. Romo, begitu saya dan keluarga besar memanggilnya, adalah panggilan ayah dalam bahasa Jawa. Harus ada episode tulisan lain bila ingin tahu kenapa dia akhirnya dipanggil begitu. Obrolan tersebut menyoal kisah belajar ini.

Umurnya sudah 56 tahun, Ibu saya sudah 50 tahun, namun mereka belum juga mengalami episode menikahkan tiga anak perempuannya. Belum juga datang waktunya bahwa mereka harus belajar untuk mengerti para menantu-menantunya.

Obrolan berlanjut. Ketika saya dan dia mengobrolkan kedua adik-adik saya. Sejalan dengan waktu, orang tua dan adik saya menua. Namun kadang, tinggal bersama dan mempunyai hubungan darah bukan berarti kita benar-benar bisa kenal satu sama lain. Adik saya kapan pernah berkeluh kesah bahwa orang tua saya kurang mengerti dia. Dan kapan, orang tua saya juga berkeluh kesah bahwa anak-anak kurang mengenal mereka. Itulah kenapa, belajar menjadi hal yang sangat penting. Sampai tua, kita harus tetap belajar mengenali anak-anak kita dan begitu pula sebaliknya.

Itu hanya sekelumit obrolan yang membuat saya tertegun. Betapa kadangkala kita lupa untuk belajar, untuk beradaptasi dengan perubahan. Karena adaptasi dan belajar adalah dua hal yang niscaya bila kita ingin bertahan dan berhasil menjalani hidup ini. Tidak bisa tidak fleksibel bila ingin terus hidup.

Hm, begitulah. Belajar adalah proses yang tidak pernah selesai. Baru akan berhenti bila kita mati. Saya jadi ingat perkataan seorang sahabat lama saya, bahwa yang penting dalam menghadapi hidup bukan masalah pintar, kaya, cantik atau hal-hal seperti itu. Tapi lebih kepada masalah stamina, apakah kita punya stamina dan energi yang cukup untuk menghadapi fenomena hidup ini. Menghadapi masa-masa kejayaaan dan juga masa-masa kejatuhan. Kadang, kita merasa sangat lelah menghadapi hidup. Di saat itulah sebenarnya kita harus belajar lagi.

Belajar atau mati..
Tampaknya begitu..

28 April, 2007
setelah obrolan panjang dengan Romo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *