Sempurna, Semoga

untuk Saiful Azhari

untuk mencintaimu
mereka harus menjadi aku

karena tidak ada yang bisa tahu
cara sempurna mencintaimu
selain aku

karena tidak ada yang bisa mencintaimu
sekeras kepala cintaku

karena cintaku padamu tidak pernah sederhana
cintaku bukan api yang membara
bukan air yang mengalir
bukan pula angin yang bertiup
dan tidak berbentuk laksana tanah

namun,
cintaku adalah nafas pagi
yang menghembuskan semangat untuk tak pernah berhenti
cintaku adalah sinar mentari
hangat sinarnya namun tidak membakar
cintaku adalah aroma malam
meneduhkan lelah dan memberikan ketenangan
cintaku adalah debur ombak
berkejar-kejar tak kenal waktu
cintaku adalah salju kutub
dingin dan menuju abadi

karena hanya aku yang tahu
bagaimana caranya mencintaimu
dengan sempurna..

c) RDS, Jakarta 050306, 2:40am

Tentang Cinta yang Keras Kepala

Apakah sungguh kamu
cinta yang pernah tidak selesai itu
yang terus menantangku
bekerja keras mencerna setiap detilmu

Apakah memang kamu
mimpi bawah sadar
yang membuatku tidak ingin bangun
dari tidur panjang musim gugur

Apakah benar kamu
yang pernah aku cari
entah di dalam perjalanan hidupku yang mana
ditemani entah ke berapa gelas cangkir kopi

sosokmu terekam sempurna di kepalaku
tawamu terngiang-ngiang di telingaku
baumu menempel di hidung maka aku tidak lupa

tidak lelah menjaga hatimu
karena tidak lelah juga kamu menjaga hatiku
maka, kita akan lulus ujian waktu
yang akan menguji
keras kepalanya cinta itu

Washington, DC 11 November 2010

untuk yang juga punya sebuah cinta keras kepala

Jangan!

Jangan menyerah dulu
Walau presidennya goblok
Dan parlemennya tukang korup

Jangan menyerah dulu
Kebaikan masih ada
Walau harus kita gorek
Satu per satu dalam jerami

Jangan mati dulu
Masih ada yg tersisa
Untuk diselamatkan
Yang miskin, tertindas, tidak bisa makan, dan sekolah

Jangan mati dulu
Karena menyerah
hanya milik pengecut

Jangan mati dulu
Karena solusi Indonesia
mulai dari aku, kamu,
dan yang masih nurani

Jangan! (dari http://abitworldalittlefinger.blogspot.com/)

@DC, 10/21/2010

a proud Indonesian that is ashamed of her president and parliament

Percakapan di Sebuah Musim Gugur

Selamat pagi, Tikus Mondok
Apa kabarmu pagi ini? Kamu belum kedinginan?

Tikus mondok montok yang sedang berlari, lantas berhenti sejenak
Menengok dan berkata
Segini belum apa-apa, Perempuan. Eh, kamu yang suka melihat-lihat kita dari balik jendela itu ya?

Aku mengerinyatkan dahi
Kamu masih ingat saja
Tikus mondok tersenyum.
Iya, tidak banyak yang suka melihat kami mondar-mandir bermain bersama tupai.
Tapi aku yang harusnya bertanya. Kamu kedinginan tidak?
Musim gugur datang bersama hembusan angin yang menggugurkan daun, juga menusuk tulang
Juga tidak lupa hujan ikut serta, turun, membawa sendu, yang membuatmu kadang merindu

Aku menjawab
Aku masih bertahan. Apa kamu lupa aku ini kekasih musim gugur?

@RDS, 9 Oktober 2010, pada sebuah musim gugur di Washington, DC

Musim gugur telah tiba (by Saiful)

Obrolanku dan Matahari: Sebuah Prosa Lirik

Menyibakkan tirai jendela

Matahari Terbit (courtesy http://capjempol.files.wordpress.com)
Matahari Terbit (courtesy http://capjempol.files.wordpress.com)

Ketika sinar-sinar hangat menerpa muka
Aku sapa dengan lirih, “Matahari, selamat pagi”

“Selamat pagi,” sapanya kembali
“Eh, itu air mata apa?”

Aku malu-malu menyeka
Dan menjawab, “Ah bukan apa-apa, tidak perlu kuatir. Kamu aku, aku ini penangis”

Matahari itu berkata, “Iya, aku tahu. Senja sering bilang bahwa kadang dia memperhatikanmu
Ketika semburat nila ungu bercampur emas turun di ufuk barat, kamu seringkali terkagum
Lalu air matamu mengalir.

Pernah juga awan putih di langit Tuhan berbisik kepadaku
Ketika deru-deru pesawat terbang mendesah, dan kamu rindu sang kekasih,
kamupun sedang menangis.”

“Jadi,” kataku, “Kenapa kamu bertanya kalau kamu sudah tahu?”
“Karena,” jawabnya, “Aku yakin kali ini kamu itu sebenarnya sedang bahagia.” Continue reading “Obrolanku dan Matahari: Sebuah Prosa Lirik”

Aku Memanggil Semesta: Sebuah Prosa Lirik

Aku memanggil semesta
Ketika fajar mengufuk
Dan ayam berkokok
Seraya bertanya, “Semesta, apa kabarmu pagi ini?”
Dan dijawabnya, “Aku baik-baik saja. Baru saja aku paksa matahari bangun”

Aku memanggil semesta
Ketika perlahan matahari meninggi
Dan orang-orang mulai sibuk hidup
Seraya bertanya, “Semesta, apa kamu tidak pernah lelah?
Dan dijawabnya, “Lelah? Apa maksudmu?”
Akupun bersungut, “Sebentar, aku pikir dulu!”

Aku memanggil semesta
Ketika matahari menerik ada di atas kepala
Membuat tikus mondok kepanasan
Dan berbisik, “Maksudku, lelah mencinta dan menciptakan waktu. Kuharap kamu tau maksudnya”
Dia pun tersenyun, “Oh, kamu orang ke sekian juta yang bertanya itu”
Akupun bersungut lagi, “Jadi, apa tidak akan kamu jawab?”
Dia pun tersenyum lagi, “Ah, tenang, semua dapat cintaku yang sama.” Continue reading “Aku Memanggil Semesta: Sebuah Prosa Lirik”

Wangimu Tak Pernah Pergi

Hasri Ainun Besari Habibie (sumber: Media Indonesia)
Hasri Ainun Besari Habibie (sumber: Media Indonesia)

Bunga itu telah pergi
Bukan karena jarang dipupuk
Atau diairi
Namun Tuhan ingin
Bunga itu sekarang tumbuh di surga

Bunga itu telah pergi
Meninggalkan harum semerbak
Yang masih tercium
Di antara pengagum-pengagumnya

Terbalut Merah Putih
Dibopong tentara baret biru
Dia tiba kembali di tanah air
Di rumahnya yang pernah ia hidupi
Tanah airnya
Indonesia Continue reading “Wangimu Tak Pernah Pergi”

Aku (Masih) Tidak Lupa

aku masih tidak lupa
bau khas badanmu
serasa menempel di hidungku
dan tak mau pergi

aku masih tidak lupa
pandangan dalam matamu
serasa masih sangat dekat di mataku
dan tak kunjung habis

aku masih tidak lupa
tawa canda lepasmu
serasa masih terngiang di telinga
dan tidak selesai juga

aku masih tidak lupa
pelukan terakhirmu
di bandara sore itu
serasa masih menyentuh tubuhku
dan tidak lepas juga

aku masih tidak lupa
tidak akan bisa lupa

ah…

Little Rock, 4/28/2010 12:33AM
Otak berasap

Spring 2010

Hujanku, (masih) Rinduku!

Hujanku datang siang tadi
Hujanku rinduku, dari balik jendela
Tanpa kabar, tanpa tanda
Menjawab kerinduanku
yang belum juga habis padanya

Hujanku masih deras sore ini
Menemani hatiku yang sendu
Mimpi-mimpi yang masih indah
dan rindu yang semakin dalam

Tampaknya dia belum tega meninggalkan aku
Setelah libur di musim dingin
Langit mendadak mendung
Dengan malu-malu, gerimisnya datang
lalu mendadak deras

Angin sepoi-sepoi menerpa mukaku
Ketika aku melogok ke luar jendela
Menerbangkan poni-poni rambutku

Jalanan yang basah, hijau pohon yang mengkilap
dan bau tanah yang menyengat…ah…
beberapa detik sempat tak sadar
aku tersenyum

tersenyum menyadari
bagaimana bumi bekerja
menyeimbangkan dirinya
ada salju, ada panas, lalu turun hujan

tersenyum menyadari
aku ternyata belum mati juga
setelah dibombardir tugas
juga rindu pada kekasih
yang semakin luar biasa

tersenyum menyadari
betapa kasih sayang Tuhan melimpah
tapi seringkali aku yang lupa

Terima kasih hujan
Terima kasih telah mampir hari ini
dan tolong sampaikan pada Tuhan
Terima kasih telah masih sayang padaku

@RDS Little Rock

Jumat 23 April 2010 6:44PM