Menangis

Saya ini gampang sekali menangis. Lihat sedikit yang sedih dan mengharukan saja, air mata saya bisa mengalir. Siang ini misalnya. Saya melihat tayangan Kick Andy di website Metro TV soalĀ Iwan Fals yang akhirnya mau bicara di acara ini. Saya menangis ketika Andy berhasil mempertemukan Iwan dengan kawan-kawan lamanya. Saya menangis ketika Iwan dan Yos istrinya bercerita ketika Galang Rambu Anarki anaknya meninggal dunia. Saya menangis ketika Iwan menyanyikan lagu Aku Menyayangimu, sebuah musikalisasi puisi Kiai Haji Mustofa Bisri. Ah, saya memang tidak bisa lepas dari air mata.

Pernah saya berpikir apakah saya ini perempuan yang cengeng karena saya gampang sekali menangis. Tapi kok saya sanksi, karena sekenalnya saya dengan diri saya sendiri, saya ini tidak cengeng. Saya kuat. Saya perkasa. Seorang sahabat saya pernah berkata, frekuensi saya menangis bisa jadi hampir sama banyaknya dengan frekuensi saya tertawa. Ada-ada saja, saya pikir. Tapi, pengamatan kawan saya itu mungkin ada benarnya. Continue reading “Menangis”