tuhan yang lemah

lemah sekali
tuhan para penyerang itu
dia perlu dibela
dengan cara kekerasan pula

lemah sekali
tuhan para penyerang itu
dia meminta hambanya
membunuh atas namanya

lemah sekali
para penyerang itu
mengaku pembela tuhan
padahal preman

lemah sekali
tuhan orang-orang yang lemah

Ya Allah ya Rabbi.. sujudku kepadamu

2/6/2011

Kemana?

hujan musim semi
datang menggantikan salju musim gugur
seperti manusia
yang datang dan pergi
berganti peran

merasakan kembali nikmatnya Tuhan
yang membuat hidup berwarna
hari ini mendapat rahmat
besok mendapat cobaan
tanda sayangNya kepada manusia

dan aku pun kembali bertanya
kemanakah hidup ini
akan membawa

2/27/2011

Obrolanku dan Matahari: Sebuah Prosa Lirik

Menyibakkan tirai jendela

Matahari Terbit (courtesy http://capjempol.files.wordpress.com)
Matahari Terbit (courtesy http://capjempol.files.wordpress.com)

Ketika sinar-sinar hangat menerpa muka
Aku sapa dengan lirih, “Matahari, selamat pagi”

“Selamat pagi,” sapanya kembali
“Eh, itu air mata apa?”

Aku malu-malu menyeka
Dan menjawab, “Ah bukan apa-apa, tidak perlu kuatir. Kamu aku, aku ini penangis”

Matahari itu berkata, “Iya, aku tahu. Senja sering bilang bahwa kadang dia memperhatikanmu
Ketika semburat nila ungu bercampur emas turun di ufuk barat, kamu seringkali terkagum
Lalu air matamu mengalir.

Pernah juga awan putih di langit Tuhan berbisik kepadaku
Ketika deru-deru pesawat terbang mendesah, dan kamu rindu sang kekasih,
kamupun sedang menangis.”

“Jadi,” kataku, “Kenapa kamu bertanya kalau kamu sudah tahu?”
“Karena,” jawabnya, “Aku yakin kali ini kamu itu sebenarnya sedang bahagia.” Continue reading “Obrolanku dan Matahari: Sebuah Prosa Lirik”