Tikus mondok sedang berkelakar
bersama Tupai
menikmati hangat musim semi
tiba-tiba dia berhenti
“Hai Perempuan, itu air mata apa?”
aku pikir kamu senang karena musim semi tiba
matahari akan tidak pergi lagi
bunga-bunga siap mekar kembali
hujan pun akan datang sesekali
jadi itu air mata apa
katakan padaku
tersenyum simpul, lalu aku menjawab
ah, biasa. aku ini tukang nangis. apapun bisa membuat aku menangis
yakin kamu punya waktu?
Tupai menunggumu bermai
Tikus Mondok kembali berkata
Sejak kapan aku tidak punya waktu buatmu?
Tupai, sini, kita istirahat dulu mendengarnya bercerita
di tengah air mata, aku memulai bercerita
aku hanya sedang sedih.
aku merasa dunia sudah semakin tua
dan manusia sibuk berbuat kerusakan
perang berkobar dimana-mana,
banyak yang mengatasnamakan tuhan dan cinta
kebencian ditebarkan,
manusia saling bacok walau hanya tersenggol
bom-bom dikirim kepada orang-orang
beberapa meledak dan membuat mereka terluka
di saat yang sama
bumi tua itu tidak berhenti bertasbih kepada Tuhan
lewat gempa, lewat tsunami, lewat angin topan
kejadian maha dasyat
di satu sisi memang sudah hukumnya
bumi menyeimbangkan diri
tapi di sisi lain
Tuhan kembali mengingatkan manusia yang sombong ini
Ah tikus mondok,
betapa kebaikan, kehormatan, dan kedamaian
memang harus diperjuangkan
dan entah aku akan kuat selalu atau tidak
menjadi manusia yang tetap baik dan benar
ketika diterpa hal-hal yang menggoda
kadang aku merasa sangat kuat
ketika tahu Tuhanku besar
ketika tahu keluarga dan teman-temanku masih ada
mendukung dengan cinta
tapi di saat yang sama
aku merasa sangat lemah dan takut
dan entah bisa apa si kecil
yang kadang sombong ini
Temani aku menangis, Tikus Mondok
biar aku keluarkan air mata ini
jangan engkau bertanya lagi
Tikus Mondok mengangguk
masih belum selesai, dia berkata lagi
aku temani engkau menangis, Perempuan
tidak apa-apa. menangislah
tanda kamu masih manusia
tanda hatimu masih ada
hanya kadang kamu suka lupa
dunia memang paradoks
di satu sisi manusia membunuh, detik berikutnya jiwa baru lahir
di satu sisi manusia kobarkan perang, di tempat yang sama manusia pekikkan damai
di satu sisi manusia memuja kejahatan, di sisi lain manusia menebar kebaikan
ada hukum yang tidak bisa kamu langgar, Perempuan
bahwa hidup adalah ribuan tantangan
yang harus engkau hadapi setiap hari
sampai habis umurmu di dunia,
dan Pencipta memanggilmu
kembali ke pangkuanNya
menangislah sejadi-jadinya
minta Tuhan ampuni dirimu
minta semesta memeluk hatimu
karena sebaik-baik manusia adalah yang berguna bagi manusia yang lain
dan aku tau kamu tahu itu
ayo Perempuan,
pemilik jiwa pemberani
waktu ini fana, kamulah yang abadi
dan akan aku ingatkan kamu lagi
kamulah khalifah wakil Tuhan di muka bumi
kebaikan harus terus menjadi nama tengahmu
apapun yang terjadi
tidak ada yang mudah. aku dan Tupai tahu itu
tapi toh ada Tuhan, dan ribuan manusia baik tanpa nama
yang berjuang bersamamu
“salam cinta sekujur tubuh,
Perempuan”
3/18/2011
Maka nikmat Tuhan mana lagi, wahai Manusia dan Jin, yang akan kamu dustakan?
disebut Tuhan 31 kali dalam Al-Quran surat Ar-Rahman
dan terimakasih Johann Pachelbe
untuk Classical Canon in D